Rabu, 14 September 2016

Apa itu Sexomnia? Benarkah Sexomnia memang lah ada?

Mampu Menjadi cream pemutih wajah sebagian besar dari Anda pernah mendengar sexomnia. Apa itu sexomnia? Apakah sexomnia memang lah ada?

Ini yang bakal kita bahas waktu ini.

Pertama kali, kita harus mengenal sexomnia terlebih dahulu. Sexomnia adalah suatu keadaan di mana seseorang tanpa sadar melaksanakan seks diwaktu dirinya tertidur. Ini semacam tidur berjalan, atau masturbasi disaat tidur, dan sebagainya. Menurut India Times (9/6), Sexomnia benar-benar berlangsung di dunia ini dengan melibatkan sekian banyak orang yang sedang tidur, seterusnya bangun dan melakukan seks bersama orang lain dalam keadaan terlelap. Ketika dia terbangun, dia tak ingin sadar apa yang telah diperbuatnya sewaktu tidur.

Pada September 2014 lalu, laki laki asal Swedia dibebaskan dari tuntutan perkosaan yang dijatuhkan padanya. Hakim pengadilan mengemukakan bahwa beliau tidak bersalah sebab dia memerkosa lantaran terbukti mengalami sexomnia, atau yang juga biasa disebut sleep sex.

Menurut sumber yang sama, sexomnia murni termasuk juga serta dalam gangguan medis.

Sebenarnya ini bukanlah penyakit baru. Kepada thn 1996, Dr. Colin Shaprio dan Dr. Nik Trajanovic dari University of Toronto pula dibantu oleh Dr Paul Fedorof dari University of Ottawa di Kanada pernah menulis satu buah makalah penelitian berkaitan gangguan tersebut. Makalah tersebut akhirnya baru diterbitkan dalam Canadian Journal of Psychiatry terhadap Juni 2003. Dalam penelitiannya tersebut tidak banyak orang yang tahu dan mengambil pusing atas hambatan itu. Rata Rata orang tidak menanggapinya sebagai kondisi yang serius. Namu dalam beberapa tahun terakhir, kesukaran medis itu mulia jadi bahan diskusi panjang di seluruh dunia. Mengingat mulai sejak banyak kasus perkosaan dan kekerasan seksual yang disebabkan oleh sexomnia.

Lantas apa penyebab penyakit sexomnia?
Kepada dasarnya ini disebabkan oleh parasomnia, adalah kondisi di mana otak kita terjebak dalam merasa bingung antara terjaga atau sedang tidur. mungkin saja beberapa orang menyangka bahwa dirinya sedang terjaga dan jalankan beberapa aktivitas yang berbau seks. Tetapi sebenarnya mereka tengah tertidur dan tidak sanggup mengontrol apa yang dilakukannya sendiri.

Sekian Tidak Sedikit aktivitas yang dilakukan ada yang hanya masturbasi saja, tapi ada juga yang sampai laksanakan pertalian seksual. Bahkan terhadap kasus terparah, orang bisa lakukan kekerasan seksual.

Seluruhnya dokter di dunia ini sampai disaat ini tetap belum bisa memahami apa sebenarnya yang menyebabkan reaksi tersebut. Akan tapi para dokter menyebutkan bahwa sekian banyak orang yang sudah sejak mulai sejak memiliki kecenderungan tidur sambil terjadi, sebaiknya menjauhi alkohol, narkoba, stres, dan kurang tidur. Factor ini supaya gejala sexomnia tidak terjadi pada mereka. Baru-baru ini telah dilaporkan bahwa tidur cukup dapat mengurangi sexomnia.

Anda harus waspada terhadap sexomnia
Sexomnia yaitu kesukaran medis yang tidak umum, tetapi sangat berbahaya. Penderita gangguan ini mampu sangat amat menderita dalam hidupnya. Karena ia sendiri tidak dapat mengontrol kapan dan macam mana dirinya bertindak waktu tidur. Mengerikan, bukan? Apa itu Sexomnia? Benarkah Sexomnia benar-benar ada?

Mungkin Saja sebagian akbar dari Anda pernah mendengar sexomnia. Apa itu sexomnia? Apakah sexomnia memang lah lah ada?

Ini yang akan kita bahas dikala ini.

Pertama kali, kita harus mengenal sexomnia terlebih lalu. Sexomnia yaitu satu buah keadaan dimana seorang tanpa sadar lakukan seks dikala beliau tertidur. Ini semacam tidur berjalan, atau masturbasi kala tidur, dan sebagainya. Menurut India Times (9/6), Sexomnia benar-benar lah terjadi di dunia ini dengan melibatkan orang-orang yang sedang tidur, sesudah itu bangun dan jalankan seks bersama orang lain dalam keadaan terlelap. Saat dirinya terbangun, dia tidak mau sadar apa yang telah diperbuatnya tatkala tidur.

Pada September 2014 dahulu, laki laki asal Swedia dibebaskan dari tuntutan perkosaan yang dijatuhkan padanya. Hakim pengadilan mengatakan bahwa ia tidak bersalah dikarenakan dirinya memerkosa sebab terbukti mengalami sexomnia, atau yang pula biasa disebut sleep sex.

Menurut sumber yang sama, sexomnia murni termasuk juga serta dalam ganjalan medis.

Sebenarnya ini bukanlah penyakit baru. Kepada th 1996, Dr. Colin Shaprio dan Dr. Nik Trajanovic dari University of Toronto juga dibantu oleh Dr Paul Fedorof dari University of Ottawa di Kanada pernah menulis satu buah makalah penelitian berkaitan rintangan tersebut. Makalah tersebut akhirnya baru diterbitkan dalam Canadian Journal of Psychiatry pada Juni 2003. Dalam penelitiannya tersebut tidak tak sedikit orang yang tahu dan mengambil pusing atas hambatan itu. kebanyakan orang tidak menanggapinya yg yaitu kondisi yang serius. Namu dalam beberapa th terakhir, kesukaran medis itu mulia jadi bahan diskusi panjang di seluruh dunia. Mengingat mulai sejak banyak kasus perkosaan dan kekerasan seksual yang disebabkan oleh sexomnia.

Lantas apa penyebab penyakit sexomnia?
Terhadap dasarnya ini disebabkan oleh parasomnia, merupakan kondisi di mana otak kita terjebak dalam merasa bingung antara terjaga atau sedang tidur. Barangkali sekian tidak sedikit orang menyangka bahwa dirinya sedang terjaga dan laksanakan sekian tidak sedikit kegiatan yang berbau seks. Tapi sebenarnya mereka tengah tertidur dan tidak dapat mengontrol apa yang dilakukannya sendiri.

beberapa kegiatan yang dilakukan ada yang hanya masturbasi saja, namun ada pun yang sampai melaksanakan interaksi seksual. Bahkan terhadap kasus terparah, orang bakal jalankan kekerasan seksual.

Semua dokter di dunia ini sampai kini tetap belum sanggup memahami apa sebenarnya yang menyebabkan reaksi tersebut. Akan tetapi para dokter menyebut bahwa orang-orang yang sudah mulai memiliki kecenderungan tidur sambil berjalan, sebaiknya menjauhi alkohol, narkoba, stres, dan kurang tidur. Elemen ini agar gejala sexomnia tidak berjalan kepada mereka. Baru-baru ini telah dilaporkan bahwa tidur pass sanggup mengurangi sexomnia.

Anda harus waspada pada sexomnia
Sexomnia yakni kesukaran medis yang tidak umum, namun amat sangat berbahaya. Penderita kendala ini dapat teramat menderita dalam hidupnya. Dikarenakan ia sendiri tidak mampu mengontrol kapan dan macam mana ia bertindak saat tidur. Mengerikan, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar